Lagu Sambas

LAGU DAERAH SAMBAS

A.  Pendahuluan
Perlu diketahui bahwa suara dan bunyi telah ada sejak manusia pertama kali hadir di muka bumi dan mengalami perkembangan. Begitu juga dengan daerah Sambas, juga memiliki perkembangan dari suara dan bunyi itu menjadi sebuah lagu Sambas seperti mana  ia menjadi darah daging masyarakatnya sejak manusia lahir di daerah itu. Lagu daerah Sambas adalah bagian dari seni musik yang merupakan sebuah  ekspresi dan ungkapan manusia wilayah tersebut terhadap lingkungan. Oleh sebab itu, lagu – lagu tersebut memiliki arti yang bermakna bagi masyarakatnya. Untuk lebih lanjut mengurai lagu-lagu Sambas, penulis akan menyajikan beberapa rumusan masalah meskipun terdapat kekurangan literatur dan sumber informasi dalam menyajikan makalah Lagu Sambas ini. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Apa pengertian lagu daerah Sambas?
2.      Bagaimana sejarah lagu-lagu Sambas?
3.      Bagaimana ciri-ciri dan fungsi lagu daerah Sambas?
4.      Bagaimana perkembangan lagu daerah Sambas?
5.      Apa – apa saja lagu-lagu daerah Sambas?

B.  Pembahasan
1.      Pengertian Lagu Sambas
Lagu Sambas adalah lagu daerah yang berasal dari wilayah Sambas dan liriknya menggunakan bahasa melayu Sambas. Lagu Sambas merupakan lagu yang memiliki ciri khas tersendiri dan merupakan aset budaya masyarakat Sambas.

2.      Sejarah Lagu Sambas
Seni musik juga termasuk lagu daerah, biasanya berakar dari kebudayaan, lingkungan sosial dan sistem kepercayaan yang ada di daerahnya, karena seni musik itu merupakan perwujudan dari penginderaan kalbu seseorang sedemikian indah  melaui suara dan bunyi sesuai apa yang dirasakannya dan dari lingkungan sekitarnya.[1] Begitu juga dengan masyarakat Sambas, lagu-lagu yang mereka ciptakan tidak bisa dipisahkan bahkan terikat erat dengan budaya Melayu.
Diperkirakan Melayu tua (dayak) yang merupakan masyarakat asli Sambas sudah menciptakan lagu sejak 150 tahun seperti Cik- Cik Periok, Wak-Wak Ampek, Kap-Kap Undang, Batu Balah, Alok Galing. Alunan dan gaya lagu tersebut mencerminkan kehidupan sosial masyarakat yang masih asli, selain itu ia didukung oleh nadanya yang masih Pantatonik (nada yang sederhana dan natural).[2]  Syair-syair Cik-Cik Periok sangat singkat dan sederhana.
Setelah masuknya Islam, segala tatanan kehidupan berubah dan Islam sangat mengakar dari segala aspek kehidupan masyarakat Sambas termasuk lagu Sambas. Ia lebih mengandung nilai moral seperti nilai yang terkandung dalam agama Islam. Disebabkan masyarakat melayu Sambas yang suka berkias, maka iramanya berirama pantun. Pada awalnya, lagu –lagu tersebut adalah lagu yang biasanya untuk menasehati dan bercerita pada anak - anak. Kemudian, kepatuhan rakyat terhadap raja  sebagai Kesultanan Islam juga terlihat dari lagu Kapal Belon, Dare Sambas, dan lain-lain.

3.      Ciri-Ciri Lagu Sambas
Lagu Melayu Sambas mempunyai ciri khas yang berbeda dengan musik daerah lainnya. Perbedaan itu terlihat sekali pada lirik, irama, dan melodinya. Dengan perbedaan-perbedaan tersebut, orang dapat membedakanya dan perbedaan ini menyebabkan orang mudah mengidentifikasi lag Malayu Sambas. Lirik lagu memang tidak semudah menyusun karangan. Inspirasi itu sendiri dapat diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya pengalaman saat kita jatuh cinta, sedih, dan bahagia. Lirik lagu sebenarnya dapat muncul setiap saat ketika kita memikirkan sesuatu hal. Di dalam lirik lagu tersebut juga terdapat tulisan tulisan yang bermakna. Kata-kata tersebut diciptakan oleh penulis lagu dengan tujuan tertentu.[3]
Adapun ciri khas dari lagu – lagu Sambas sebagai berikut: [4]
a.       Berdialek Sambas (liriknya berbahasa Sambas)
b.      Terinspirasi dari cerita rakyat dan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan rakyat yang pernah terjadi di permukiman rakyat tersebut. Contohnya, lagu Batu Balah, Bantelan, Sungai Sambas Kebanjiran, Kapal Belon dan lain-lain
c.       Liriknya berbentuk pantun. Contohnya:
Cak uncang burong cak uncang
Ape diguncang dalam timpurong
Anak dare supan ngan bujang
Cacak ke dapor telantong-lantong

d.      Irama mendayu, mengalun, dan terdapat cengkok-cengkokan khas irama Melayu yang sederhana yang menjadi identitas budaya Melayu Sambas yang halus
e.       Mengandung pesan moral (nasihat)
f.       Melambangkan budaya Sambas

4.      Fungsi Lagu – Lagu Sambas
Adapun fungsi lagu daerah khususnya lagu daerah Sambas adalah:
a.       Sebagai sejarah lisan untuk generasi baru yang diungkapkan lewat lagu
b.      Mengandung pesan moral
c.       Sebagai pengiring Tari[5]
d.      Sebagai media hiburan pentas seni (hiburan pentas seni budaya, menyambut tamu dan lain –lain) [6]
e.       Sebagai sarana kompetisi nyanyian seni budaya pada generasi baru (festival band, kompetisi antar sekolah dan lain lain)

5.      Perkembangan Lagu- Lagu Sambas
Perkembangan lagu – lagu Sambas tidaklah dikatakan tidak mengalami perkembangan atau kemunduran. Namun, perkembangannya masih dalam bertahap untuk lebih baik agar tetap bertahan di masa akan datang. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, tenaga pendidi, kompetisi tertentu  atau lembaga sosial dalam mensosialisasikannya kepada generasi penerus. Meskipun saat ini musik pop, rock, rege, boy band,dan lain-lain yang berasal dari dalam negara atau luar negara yang menjadi idola dan mewarnai bagi generasi muda, namun lagu-lagu Sambas tidak pernah terlupakan.
Salah satu bukti usaha pemerintah Kabupaten Sambas yakni mengadakan Konser Launching Album The Teriggas Of Sambas sukses digelar pada 29-09-2009, yang dinyanyikan artis ibukota memukau puluhan ribu penonton di Lapangan Gabsis Sambas. Sekitar pukul 19.00 warga sudah mulai menyemut mengisi tempat didalam lapangan Gabsis.[7] Ini menjadi bukti bahwa masyarakat Sambas sangat menyanjung tinggi budaya mereka namun meskipun demikian, ia bukanlah lah menjadi idola.



6.      Contoh - Contoh Lagu Sambas
Adapun beberapa contoh lagu Sambas berdasarkan insprasi pengarang sebagai berikut:
a.       Contoh lagu Sambas berdasarkan cerita rakyat atau dongeng.
Batu Balah

Batu balah batu betangkup
Tangkupkan aku anggan bigek asamku
Aku keponan, talok timbakol

Batu balah batu betangkup
Tangkupkan aku anggan pinggangku
Aku keponan, talok timbakol

Batu balah batu betangkup
Tangkupkan aku anggan tiggekku
Aku keponan, talok timbakol

Batu balah batu betangkup
Tangkupkan aku anggan rambutku
Aku keponan, talok timbakol

O mak o mak, balik udek
Adek yang tangah kelaparan nasek
Adek yang busu kelaparan susu

Lagu diatas merupakan cerita rakyat masyarakat Sambas, yang mana menceritakan seorang ibu yang merajuk pada anak-anaknya yang tidak menyisakan telur sejenis ikan yang hidup di laut(tembakol) yang berakhir dengan sebuah tragedi.  Tragedi tersebut terjadi ketika sang ibu meyerahkan dirinya pada sebuah batu pemakan manusia disebut Batu Balah(batu yang berbelah).
Pesan Moral:
1.      Menghormati dan menghargai pengorbanan orang tua
2.      Bersabar dan menahan nafsu ketika menginginkan sesuatu jika orang lain juga sama memerlukan
3.      Biar dengan keadaan apapun, kita seharusnya mendahulukan orang tua

b.      Contoh lagu Sambas berdasarkan peristiwa atau kejadian sejarah masa lalu
Kapal Belon
Ya kapal, ya kapal belon
Kapal belon mudik ke Sadong
Ya kapal, ya kapal belon
Kapal belon mudik ke Sadong

Apelah muatan
Jeluttung, gattah jeluttung
Apelah muatan
Jeluttung, gattah jeluttung
Apelah muatan
Jeluttung, gattah jeluttung

Ya baju, ya baju merah
Baju merah silendang gadung
Ya baju, ya baju merah
Baju merah silendang gadung
Sodah nak suke birah,
Tahan- tahan nafsu di gantong

Sari Borneo namenye kapal
 masok Sambas selalu sakal
Sari Borneo namenye kapal
Masok Sambas selau sakal
Nahkodenye indak berakal
Tantukan batu maseh di baddal

Sultan smbas suloh lah nagri,
Gek marek zaman udah bepasan
Sultan smbas suloh lah nagri,
Gek marek zaman udah bepasan,
 Jagelah naka bini
 Kalak dimakan jaman
Jagelah naka bini
Kalak dimakan jaman

Lagu diatas menceritakan salah satu sejarah Sambas, yang mana sebuah kapal yang bernama Belon (panggilan masyarakat Sambas terdahulu terhadap sesuatu yang tidak lepas dari suatu kawasan)[8].  Nama asli Kapal Belon adalah kapal Sari Borneo, merupakan kapal Inggris membawa sumber daya alam Sambas yakni karet serta membawa utusan resmi pemerintah  kerajaan Inggris ke Batavia untuk menyampaikan surat tentang ketetapan pengakuan  dan pengesahan Pangeran Anom menjadi Sultan Sambas. Ketika kapal tersebut kembali ke Sambas menyelusuri sungai-sungai kecil Sambas, ternyata mengalami kendala karena melanggar batu – batu bekas pertahanan Sambas dari serangan Inggris waktu dahulu sehingga tenggelam.[9] Pada lirik yang mengatakan Sultan Sambas sulohlah negri (Sultan Sambas penerang negri), penulis menyimpulkan bahwa kepatuhan masyarakat Sambas dan mereka sangat menyunjung tinggi terhadap sultannya. Selain itu, terdapat lirik yang mengandung pesan moral terdapat dua yaitu terdapat pada lirik:
1.         Sodah nak suke birah, Tahan- tahan nafsu di gantong. Penulis menyimpulkan, bahwa kita sebagai manusia harus lah menahan nafsu terutama birah (nafsu birahi) yang mana nafsu tersebut hanyalah membawa kepada hal yang buruk dan dosa terhadap diri kita sendiri.
2.         Gek marek zaman udah bepasan, jagelah anak bini kalak dimakan jaman. Penulis menyimpulkan, bahwa Sultan Sambas sudah berpesan sejak dulu bahwa suami  sebagai imam keluarga harus menjaga dan memperhatikan  anak dan istrinya agar tidak tenggelam dengan arus globalisasi yang akhirnya akan menenggelamkan budaya sendiri
c.       Contoh lagu Sambas berdasarkan pengalaman sehari-hari
Insanak
Insanak bukan tapi jak barok kanal
Ngape ati ku tang sayang, sayang inyan
Insanak bukan tapi jak barok kanal
Ngape ati ku tang sayang, sayang inyan

Ngapelah ngan biak itok yang rase kanak di ati
Ngapelah ngan biak itok yang rase kanak di ati

Dari simari kuliat diye
Jak gaye juak
Dari simari kuliat diye
Jak gaye juak



d.      Contoh lagu melambangkan budaya Melayu
Dare Sambas
Dare Sambas duhai sayang dare sambas
Betapeh serong kaing bannang ammas
Dare Sambas duhai sayang dare sambas
Dalam betudong lakak dikamas

Tinggi beranang si kayu are
Tampat bemaing putri baginde
Tinggi beranang si kayu are
Tampat bemaing putri baginde

Penyupan inyan duhai si dare
Lamak kupandang hati tigode
Penyupan inyan duhai si dare
Lamak kupandang hati tigode

Kuliat kapal Jaoh ke kote
Liet kemudi kayu cidane
Kuliat kapal Jaoh ke kote
Liet kemudi kayu cidane

Lamak ditinggal Jaoh dimate
Salok diati gundah gulane
Lamak ditinggal Jaoh dimate
Salok diati gundah gulane

Dare Sambas duhai sayang dare sambas
Betapeh serong kaing bannang ammas
Dare Sambas duhai sayang dare sambas
Dalam betudong lakak dikamas

Bunge kuikat di taman kumbang
Sayang ketapang tinggi menjulang
Bunge kuikat di taman kumbang
Sayang ketapang tinggi menjulang

Bile teringat ati ku bimbang
Siang dikanang malam terbayang
Bile teringat ati ku bimbang
Siang dikanang malam terbayang

Dare Sambas duhai sayang dare sambas
Betapeh serong kaing bannang ammas
Dare Sambas duhai sayang dare sambas
Dalam betudong lakak dikamas

Makna yang terkandung dalam lagu di atas adalah mencirikan gadis masyarakat Sambas yang sopan dan santun baik dalam tingkah laku dalam lirik  penyupan inyan duhai si dare dan juga dalam berpakaian  terdapat pada lirik  dalam betudong lakak dikamas(memakai jilbab) sebagai bangsa Melayu dan orang Islam. Menurut hasil wawancara penulis dengan nenek Andon, ternyata gadis-gadis terdahulu memang memakai selendang di kepala, memakai baju kebaya dan memakai kain tapih (kain serong) yang dibentuk seperti lipatan-lipatan layaknya kipas didepan dengan menggunakan setrika arang meskipun tidak memakai kain benang emas. Berpakaian sedemikian rupa ketika keluar rumah, ke pasar, nonton hiburan, acara tertentu dan lain-lain.

Adapun lagu-lagu Sambas  lainnya adalah:[10]
1.      Cik-Cik Periok
2.      Cak Uncang
3.      Kebanjeran
4.      Alon-alon
5.      Dari Saing
6.      Tandak Sambas
7.      Rabbas
8.      Bubor Padas
9.      Simberapian
10.  Sarang Bubut
11.  Bantelan
12.  Sambas Gek Dolok
13.  Saerah
14.  Lumba Perau
15.  Alok Galing
16.  Salo’
17.  Datto’ Kulub
18.  Betantang Mate
19.  Panton Pinangan
20.  Bantelan
21.  Punji kite

C.  Penutup
Kesimpulan
Lagu Sambas adalah lagu daerah yang berasal dari wilayah Sambas dan liriknya menggunakan bahasa melayu Sambas.
Menurut sejarah, ada beberapa lagu Sambas tertua seperti Cik- Cik Periok,  Alon-alon, Batu Balah, Wak- Wak Ampek adalah lagu yang diperkirakan sekitar 150 tahun yang lalu. Hal tersebut dapat dilihat dari nada dan alunana lagu yang masih cukup sederhana dan menggambarkan masyarakat terdahulu.
Adapun ciri-ciri dan fungsi lagu Sambas sebagai berikut:
1.      Ciri-ciri: menggunakan bahasa sambas, beritme pantun, beralunan melayu, terinspirasi dari cerita rakyat, sejarah, pengalaman sehari- hari, mengandung pesan moral dan melambangkan budaya Sambas
2.      Fungsi : Sebagai sejarah lisan, pengiring tari, hiburan dan memberikan pesan moral
Lagu-lagu Sambas tidaklah mengalami perkembangan yang cukup siknifikan, ini terlihat dari generasi muda yang belum mengidolakan lagu budaya mereka di banding lagu era masa sekarang. Tetapi respek mereka terhadap lagu daerahnya sangatlah tinggi. Usaha dari berbagai pihak dalam mempertahankan budaya tersebut terus dilakukan, baik pihak pemerintah, lembaga sosial dan tenaga pendidik.
Ada beberapa contoh lagu yang memiliki makna sejarah, pengalaman, verita rakyat dan pesan moral seperti; Dare Sambas, Kapal Belon, Batu Balah, Insanaka dan banyak lagi.





[1]C. Israr. Sejarah Kesenian Islam (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1978). Hlm 9
[2]Equator online.“ Asal Muasal lagu Cik- Cik Periok” dalam http://equatoronline.blogspot.com/2012/02/asal-muasal-agu-cik-cik-periok.html (diakses pada 09-01-2014 pukul 08:31 WIBA)
[3]Riza Ulhaq. “ANALISIS MOTIF MELODI LAGU RAKYAT MELAYU SAMBAS (SUATU TINJAUAN MUSIKOLOGI)” dalam http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/1430/pdf (diakses pada 09-01-2014 pukul 16:19 WIBA)
[4]Riza Ulhaq. “ANALISIS MOTIF MELODI LAGU RAKYAT MELAYU SAMBAS (SUATU TINJAUAN MUSIKOLOGI)” dalam http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/1430/pdf (diakses pada 09-01-2014 pukul 16:19 WIBA)
[5]Eki Septian Dwi “Pengertian Lagu Daerah” dalam http://ekiseptianidwi.blogspot.com/2012/05/pengertian-lagu-daerah.html (diakses pada 12-01-2014 pukul 19:28)
[6]Eki Septian Dwi “Pengertian Lagu Daerah” dalam http://ekiseptianidwi.blogspot.com/2012/05/pengertian-lagu-daerah.html (diakses pada 12-01-2014 pukul 19:28)
[7]Donny Ardalando. “ The Terigas Of Sambas The  Launching Album” dalam http://sbhsambas.blogspot.com/2009/09/teriggas-of-sambas-launching-album.html (diakses pada 12-01-2014 pukul 19:59 WIBA)
[8]Firman, Nuraisi, dan Sisilia. “ Pemaknaan Lirik Lagu Sambas” dalam Http://Jurnal.Untan.ac.id(diakses 12-01-2014 pukul 19:32 WIBA)
[9]Anshar, Achamad, Raden Farid, Muhadi dan Fahadi. Sejarah Kesultanan Sambas (Pontianak: Dinas Pariwisata Pemda Kab. Sambas, 2001).hlm 64
[10] Lesmana.” Daftar Lagu- Lagu Sambas” dalam http://les-mana.blogspot.com/2011/08/daftar-lagu-lagu-sambas.html(diakses 12-01-2014 pukul 19:37 WIBA)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dendangan “Kapal Belon” : Aspek Sejarah dan Moral

Lirik Lagu Gile Lelong (Sambas)