Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Dendangan “Kapal Belon” : Aspek Sejarah dan Moral

               Dendangan “Kapal Belon” : Aspek Sejarah dan Moral Sambas memiliki sejuta kekayaan seni yang identik dengan Melayu. Sesuai budaya masyarakat Sambas yang menggunakan tradisi lisan yang selalu diluahkan dalam bentuk pantun maupun syair nyanyian. Tradisi lisan ini bisa dikatakan sebagai eksperesi seni melalui apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan di yakini melalui panca indra. Inspirasi itu sendiri jelas diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya pengalaman saat kita jatuh cinta, sedih, marah dan bahagia. Lirik lagu sebenarnya dapat muncul setiap saat ketika kita memikirkan sesuatu sesuai apa yang terjadi. Tidak hanya itu, pengaruh zaman juga berpengaruh dalam sebuah dendangan lagu melalui lirik dan nadanya. Maka akan muncul nilai-nilai yang terkandung sesuai hal-hal yang mempengaruhinya.              Di tinjau dari aspek historis dan budaya , Lagu-lagu Sambas yang didendangkan sering menggambarkan masyarakat Sambas terdahulu. Sejak masuknya I

Perempuan Cerdas

                                                 " Perempuan Cerdas" Assalamualaikum Di dalam Islam, perempuan yang pantas dinikahi melalui empat pekara yakni  karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu perempuan yang punya agama, engkau akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari).  Berbicara diluar dari konteks tersebut,  ada hal yang beruntung jika laki-laki memiliki satu sosok ini yakni Perempuan cerdas. Perempuan cerdas yang disebutkan tersebut bukan  berbicara ia pintar di bidang matematika, geografi, sejarah, kedokteran, dan sebagainya dalam dunia keilmuwan. Namun perempuan yang cerdas yaitu perempuan yang mampu mengelola semua problema seperti mana ia hadapi sebagai seorang anak, seorang kakak, seorang pacar, seorang istri bahkan seorang Ibu. Perempuan cerdas adalah orang yang mampu  menempatkan diri sesuaai kodratnya dan tidak menyalahi kodratnya seyogya seorang wanita” (Nuraeni, 2012).  Perempuan ini akan mam